Senin, 27 Juli 2009

Paradigma Menyontek? Apakah itu salah?


Menyontek merupakan wujud kebiasaan memanipulasi, me mark up nilai, yang apabila kebiasaan tersebut tidak dikelola akan membentuk kepribadian negatif dimasa depan. Hasil survey menunjukkan mayoritas masyarakat yang pernah mengenyam pendidikan formal (baik tingkat dasar, menengah, maupun tingkat tinggi) pernah menyontek. Tetapi, ini menegaskan bahwa praktik tidak terpuji itu memang sudah benar – benar menjadi kebiasaan bahkan menjadi tradisi dalam dunia pendidikan kita.

Faktor – faktor aksi menyontek terjadi
  1. Karena siswa tidak belajar. Ini merupakan faktor internal yang terjadi didalam diri seseorang.
  2. Faktor eksternal atau faktor lingkungan, yakni faktor diluar siswa/ mahasiswa. Salah satunya karena ada kesempatan dengan tidak adanya pengawasan yang ketat dan sangsi yang tegas dari para pengajar.
  3. Ada pengajar justru secara sengaja membantu proses menyontek itu contohnya, pada saat UAN ada guru membocorkan soal ujian nasional agar para siswanya bias lulus dengan prestasi yang tinggi.
  4. Paradigma untuk mendapatkan nilai bagus, sering kali menjadi penyebab siswa menyontek.

Berbagai cara menyontek berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Mulai dari cara konvensional seperti menuliskan ringkasan catatan ditelapak tangan, coretan dikertas supermini, penghapus, sampai cara canggih yang memanfaatkan telepon genggam dengan ber SMS. Bila dulu siswa melakukannya dengan sembunyi-sembunyi karena malu, sekarang melakukan dengan lebih ekspresi dan terbuka.

Dampak yang ditimbulkan dari menyontek yaitu:
1. cermin dari gagalnya dunia pendidikan kita
2. Siswa yang sering menyontek akan membentuk pribadi yang tidak percaya diri
3. siswa yang sering menyontek akan menjadi anak yang hanya bias bergantung pada catatan – catatan kecil dari temannya
4. Siswa yang sering menyontek akan menjadi anak yang malas berpikir dan tidak bisa menggunakan nalar dan fikirannya secara maksimal.
5. Menyontek merupakan manifestasi ketidakjujuran, yang ada akhirnya memunculkan prilaku korupsi. Jika budaya menyontek tidak diberantas, sekolah dan kampus menjadi bagian dari “ Pembibitan” koruptor di Indonesia.

Ada beberapa solusi untuk mengatasi perbuatan menyontek tersebut
1. Perketat pengawasan, baik itu dengan cara menambah pengawaan atau meningkatkan kualitas para pengawas. Apakah masalah selesai? Tidak, masalah baru kembali muncul beberapa siswa kadang–kadang merasa kehilangan kosentrasi mengerjakan soal, ketika pengawasan ujian terlalu ketat, meskipun sebenarnya dia sendiri tidak melakukan hal–hal yang berbau kecurangan. Mungkin, salah satu solusi yang bagus adalah menanamkan sejak dini (mulai dari TK ataupun SD) pemahaman bahwa menyontek adalah suatu perbuatan yang salah dan kejujuran adalah lebih baik, meski hasil yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
2. Sebelum melakukan ujian atau ulangan hendaknya kita belajar dahulu. Jangan memakai sistem kebut semalam.
3. Setelah pulang dari sekolah usahakan pelajaran yang dipelajari tadi diulangi kembali agar ulangan bisa dimengerti.

0 komentar:

Posting Komentar

Pasang Iklan

bisnis,pendidikan,agama,soal um ugm
 

Banner My Flend

Anggota yang Ikutan

Blognya soalumugm.com Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template