Seperti yang kita sadarai saat ini, keberadaan fokus terhadap sesuatu sangatlah penting untuk menghasilkan tujuan yang akan dicapai dengan baik. Dan ini berarti segala yang ingin dicapai akan selalu sesuai dengan apa yang diharapkan.
Fokus menurut saya sendiri merupakan konteks yang sangat alamai yang dimiliki manusia sebagai insan pembelajar untuk malakukan sesuatu dengan baik dan mendekati sempurna. Hal yang sangat diharapkan bukan…????
Lalu bagaimana dengan hubungannya terhadap belajar…???
Pertanyaan yang mudah dicerna bukan?, tetapi jika ditanya kepada anda semua pasti akan sangat banyak sekali jawabannya. Walaupun inti semuanya adalah keseriusan. Nah disinilah letak pokok permasalahannya. Bagi pelajar khususnya pelajar SMP dan SMA, ini sangat sulit terjadi. Hal ini dikarenakan banyaknya yang harus dilakukan dan utamanya adalah keinginan untuk melakukan sesuatu hal yang diluar kebutuhan yang mengharuskannya untuk berfokus. Seperti bermain, bercanda, jalan-jalan, dan banyak lagi yang lainnya. Tentu saja diluar belajar.
Setiap apa saja yang dilakuakan oleh seorang anak, pastilah bagaimana cara dia untuk bermain tanpa harus memperdulikan PR, ulangan besok atau bahkan ujian…!!!!
Aneh bukan, namun itulah fenomena yang terjadi didunia anak jika harus membicarakan soal fokus terhadap pelajaran dan pendidikan.
Apa akibat dari semua itu…??
Fokus belajar yang menjadi sasaaran oleh guru disekolah menjadi tidak efektif karena tidak ada tunjangan yang dilakukan diluar pendidikan formal tersebut. Dampak lainnya adalah ketidak-biasaan untuk berfokus belajar sejak dini akan menghasilkan sesuatu yang buruk untuk masa depan anak. Lainnya adalah banyak contoh diluar sana, kebanyakan anak-anak yang tidak fokus untuk belajar akan dipengaruhi sikap nakal dan mudah terbawa oleh teman-temannya, karena yang dipikirkan hanyalah bermain, bermain, dan bermain.
Lalu bagaimana dengan penyelesaiannya?
Disinilah peran kesinambungan guru dan orang tua dibutuhkan. Dimana harus adanya korelasi antara guru dan orang tua sehingga tidak terjadi ketidaksamaan tujuan yang mengharuskan mereka berdua menjalankan tugasnya masing-masing.
Jika kolaborasi terjadi diantara keduanya, maka ini akan berdampak sangat besar terhadap kebaikan pelajar adanya.
Guru yang seyogyanya menjadi orang tua selama disekolah, hendaknya lebih memperhatikan seberapa besar fokus siswa terhadap apa yang harus mereka pelajari. Dan bagaimana dengan siswa yang hanya bermain?? Yup, disinilah pekerjaan guru yang lebih berat terjadi.Setidaknya guru tersebut harus meluangkan waktu dan kesabaran yang labih untuk mengajari siswa bagaimana harusnya menajadi lebih fokus untuk belajar, tentu saja dengan mengawasinya setiap saat.
Lalu, apakah hanya sampai disitu saja??
Tentu saja tidak, karena tugas guru hanya sebatas seperempat hari yang berarti sebagian besar hari yang dihabiskan siswa adalah berada dirumah (termasuk bermain diluar), maka peran orang tua menjadi yang terbesar diantara seluruhnya. Tugas pengawasan terhadap belajar menjadi hal yang utama diberikan oorang tua tersebut, tanpa mengurangi jadawal bemainnya. Berikan mereka kesempatan dan waktru untuk fokus terhadap pelajaran yang terlah dipelajari disekolahnya.
Sampai di sana, sebenarnya banyak lagi yang harus diperhatikan. Seperti pemerintah.
Walaupun pemerintah tidak mengaenai secara langsung terhadap ini. Namun seharusnya mereka juga mendapat andil yang cukup besar terhadap kelangsungan pelajar untuk menjadi lebih baik lagi.
Atau pemerintah hanya akan lepas tangan terhadap apa yang telah terjadi di dunia pendidikan…
Khususnya INDONESIA BAGIAN TIMUR…
0 komentar:
Posting Komentar